Next cerita dari, who am I? Part 2
Insya Allah, saya akan bercerita tentang saya nih, biar gak pada penasaran. Salam kenal dari Salatiga.
Post beberapa hari yang lalu, saya bercerita tentang pribadi saya dan sedikit alasan saya terjun dalam dunia tulis menulis. Alhamdulillah, blog ini sudah mencapai pengunjung lebih dari 50.000 ribu dalam umur waktu 3,5 bulan. Sebenarnya dalam dunia blogging saya terbilang masih newbie. Saya mengucapkan terima kasih sekali atas kunjungannya dan sharenya. Semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman.
Sebelum saya menulis meminta ma’af dan meminta tolong. Permintaan ma’af saya karena blog saya taruh iklan yang mungkin bagi teman-teman tidak begitu nyaman dan permintaan tolong saya adalah jika blog ini bermanfaat bisa dishare keteman-temannya. Mungkin untuk file-file yang bisa didownload di blog ini yang bisa dishare, bisa sempatkan untuk klik iklan disampaing, saya tidak memaksa dan tidak menjebak juga. Pasti temen-teman tahu dari fungsi iklan tsb. Iya, betul . . Itu adalah iklan PPC, jadi saya bisa mendapatkan pemasukan dari blog ini juga.
Mencari uang diblog sebenarnya bukan tujuan awalnya, saya hanya mencoba-mencoba untuk memasang iklan yang siapa tahu bisa menambah pemasukan. Pemasukan tsb mungkin bisa gunakan ikut dalam kegiatan-kegiatan yang membutuhkan dana. Saya tidak mungkin mengeluh tanpa berusaha untuk mencari tambahan untuk sebuah keinginan. Selalu ada jalan untuk menggapai jalan untuk sebuah mimpi. Awalanya saya menulis hanya sebagai tempat saya melatih menulis dan berbagi pengalaman.
Seumpanya, saya ingin mengikuti kegaitan training untuk pengembangan diri dan mengikuti kegiatan di sebuah event, saya tidak mungkin mengeluh saya tidak punya uang dan orang tua tidak support. Itu bukanlah sebuah jawaban atas doa. Mencoba membuka kran laju rejeki itu diperlukan untuk mendapatkan dan menambah rejeki. Jika mengeluh tidak merubah kondisi maka harus bertindak.
Bagi saya uang bukanlah kendala selagi saya mempunyai mimpi, saya harus berjuang walaupun itu sangat sulit. Bukannya saya kaya, Alhamdulillahnya Allah selalu mencukupkan, tapi keinginan mewujudkan mimpi saya lebih besar daripada uang. Jika saya tidak bisa mewujudkan mimpi gara-gara uang, berarti saya kalah dengan masalah kecil “uang”. Bagaimana caranya saya mendapatkan support, bekerja dan melakukan apa yang bisa saya lakukan.
Seperti kasusnya sekarang, saya lebih menyibukkan diri memberikan les dan motivasi untuk melamar beasiswa. Kenapa memberikan les, itu yang bisa saya lakukan saat ini. Memotivasi bukanlah hal yang saya tonjolkan dikarenakan saya bukan pembicara yang baik juga. Sebenarnya motivasi tumbuh itu adalah ketika saya melamar beasiswa. Ketika saya harus berjuang melawan kemalasan, keterbatasan untuk meraih mimpi dan kenikmatan semantara diluar sana yang mengaburkan mimpi. Berjuang dan tanpa kenal lelah dan tanpa pamrih untuk sebuah mimpi, itu tidak lah mudah. Memang iya, itu tidak mudah, kenapa engkau pikir mudah.
Kekurangan uang bukanlah hal yang menjadi focus utama, fokusnya adalah apakah saya bisa mengalahkan uang, uang bukan sebagai kendala tapi sebagai sebuah tantangan awal untuk mewujudkan mimpi.
Kalau diblog ini banyak pengunjung tapi tidak ada yang klik iklan saya, Alhamdulillah, saya sangat bersyukur sekali dan kalaupun ada yang klik sedikit, ya alhamdulillah. Saya akan selalu bersyukur. Petualangan di dunia blog bagi saya masih sangat baru sekali. Oh iya, katanya semakin bersyukur semakin nikmatnya bertambah. Mungkin, rejeki saya tidak di iklan tersebut dan mungkin rejeki di iklan memang segini. Saya selalu mensyukuri tanpa saya meminta belas kasihan.
Saya akan memperjuangkan mimpi saya selagi saya masih bisa bernafas. Hal yang paling berharga yang Tuhan berikan adalah waktu. Jika saya harus berkerja keras dan harus mengumpulkan uang demi mimpi akan saya lakukan, namun setelah itu kehilangan uang banyak untuk mimpi, itu lebih sangat berharga. Coba kita bandingkan jika saya kehilangan banyak waktu untuk mengeluh dan berandai-andai tanpa ada usaha untuk menjemputnya. Saya kan kehilangan kesempatan mencoba dan yang lebih menyakitkan lagi saya kehilangan waktu saya yang tidak akan bisa kembali lagi. Kehilangan uang saja itu lebih baik, karena hanya kehilangan uang. Akan tetapi jika saya kehilangan waktu, saya akan kehilangan segalanya.
Saya mengawali menulis dan meneruskan who am I part II secepatnya karena saya harus menjawab pertanyaan yang berulang-berulang dari para pembaca (sebenarnya infonya sudah saya berikan di about), saya tidak merasa terganggu dan tidak menyalahkan pembaca untuk bertanya. Saya sangat bahagia kalau ditanya, ditanya pembaca adalah sebuah kebahagiaan bisa berbagi semangat juga. Bukan karena saya tidak suka tidak suka menjawab, karena mungkin lebih efisienya saya menulis lebih lengkap tentang apa yang saya dapatkan dan siapa saya sebenarnya dengan lebih detail dengan kegiatan-kegiatannya.
Kenapa lebih efisien saya menulis di post di blog dari pada saya harus jawab satu persatu. Jika kita membayangkan, ada satu penanya dengan satu jawaban membutuhkan waktu untuk menunggu pertanyaan dan menjawab membutuhkan waktu 30 detik pertanyaan, jika pertanyaannya 5. Jadi 5 pertnyaannya 5 pertanyaan dikali 30 detik, jadi jumlahnya 150 detik. Saya harus menjawab setiap penanya 2,5 menit.
Coba kita hitung lagi jika yang bertanya ada 400 orang setiap hari, saya harus menjawab 2,5 menit kali 100 orang per satu jam. Jadi saya harus menghabiskan waktu sekitar 4 jam untuk menjawab dan 1 jam untuk menunggu dan menulis untuk bertanya. Coba dikalikan saja kalau 400 orang. Itu yang saya jawab pertanyaannya sama dan seputar tentang siapa saya. Waktu 4 jam bisa saya gunakan untuk menulis dan mengartikan bahasa Inggris lo.
Bukan karena saya tidak mau menjawab, karena mengenal saya secara detail tidak mengubah motivasi teman-teman untuk melamar beasiswa. Yang membuat teman-teman termotivasi dalam melamar beasiswa adalah perjuangannya, bukan orangnya. Perjuangan seorang anak panti yang ingin pergi keluar negeri. Dipost awal saya hanya menerangkan dengan singkat siapa dan dimana saya tinggal dipanti asuhan. Harapannya, biar mengenal saya secara umum itu lebih cukup. Rencana awal saya, dipost who am I part 2, saya akan membahas tentang kegiatan saya dipanti asuhan dan kegiatan di IIWC. Ternyata cerita tentang saya dulu itu lebih menarik. Baiklah, saya akan menjawab dan merangkum semua pertanyaan yang sering ditanya.
Saya akan bercerita dulu dari blog ini dan kenapa saya sangat niat banget dengan blog ini. Saya Insya Allah akan aktif dalam dunia tulis menulis tentang pengalaman dan kegaitan saya menuju impian sekolah diluar negeri untuk S2 dan S3 di blog ini dan mungkin di lomba-lomba menulis. Ini adalah sebagian impian kecil saya sebenarnya pegi keluar negeri untuk belajar, karena saya mempunyai mimpi yang lebih besar lagi dari S2 dan S3 diluar negeri. Belajar diluar negeri adalah salah satu jalan saya mewujudkan impian besar saya.
Harapan saya menulis di blog adalah membiasakan saya untuk menulis dan juga menulis dengan baik, bagaimana pembaca paham apa yang saya tulis. Menulis butuh kebiasaan dan skill juga. Tidak mungkin 5 menit menjadi tulisan yang baik lo, menurut saya. Saya mempunyai cita-cita ingin menerbiat beberapa buku yang ingin saya luncurkan untuk berbagi pengalaman. Saya awali dengan menuis di blog dulu saja. Sebenarnya, itu adalah salah satu motivasi saya menulis. Saya mengawali dengan menulis dengan content bahasa Indonesia karena itu mungkin lebih mudah untuk bisa dibaca oleh pembaca. Insya Allah, saya akan menulis bahasa Inggris juga di blog ini, tapi dibeda content dan kemungkinan juga di content yang sama. Saya juga menambahkan konten beasiswa, karena saya juga belajar dari beberapa beasiswa apa yang perlu saya persiapkan untuk melamar beasiswa. Saya sederhanakan menjadi tulisan dengan bahasa yang alay untuk memudahkan pembaca meningkat tingkat interest dalam melamar beasiswa.
Pelamar atau pemimpi keluar negeri, biasanya sudah males dan tidak mau jlimet untuk mengartikan kedalam bahasa Idonesia. Lebih suka bertanya dulu dibandingkan membaca dulu. Jadi, untuk menyederhanakan waktu pemimpi yang bertipe tersebut, saya mencoba menjembatani dan juga untuk pemimpi yang sering membaca informasi beasiswa sebelum bertanya, lebih efisien waktu sekitar 40-20 detik per info. Waktu 20-40 detik, bisa digunakan untuk bertanya ke panitia sebenarnya jika ada pertanyaan, bukan sebaliknya, bertanya kepada yang share. Ada kemungkinan yang share juga belum pernah melamar beasiswa tersebut dan walaupun kadang juga sudah ada. Mereka yang share harapannya bukan untuk ditanya tentang persyaratan beasiswa dan sebagainya itu, tapi harapannya adalah teman-teman melek info beasiswa dan mau melamar beasiwa. Walaupun kadang beasiswa tidak tercover full. Kalau tidak bisa bahasa Inggris, ya belajar atau cari kamus dulu, kalau belum paham, baru ditanyakan.
Untuk Konten bahasa Inggris plus materi-meteri buku TOEFL/IELTS dan Grammar yang bisa didownload, itu adalah sebagai sarana saya share dan mempertajam kemampuan saya mengajar bahasa Inggris. Kalaupun untuk materi TOEFL/IELTS, siapa tahu ada para pemimpi yang belum punya buku pegangan untuk belajar dari dua test Tersebut. Kebanyakan sangat ketakutakn jika ada salah satu persyaratan yang menyaratkan dua test tersebut. Kalau udah baca persyaratan itu pasti lemas tak berdaya.
Sempat dulu ada yang bertanya, kalau beasiswa keluar negeri atau sekolah di Eropa, Australia dan Amerika tanpa TOEFL atau IELTS ada gak ya. Ya saya jawab ada, dia terus bertanya dengan sangat antusias. Dimana ya? Saya jawab, belajar tanpa IELTS dan TOEFL yak e Arab kalau gak ke Mesir,mungkin lo. Eh dianya malah ketawa. hha
Biasanya alasan klasiknya adalah, saya tidak bisa bahasa Inggris, TOEFL/IELTS sulit, grammarnya sulit, saya tidak punya buku untuk belajar dan kursus mahal. Kalau tidak pernah belajar, pasti susahlah. Kalau kursus mahal, ya nabung. Kalau grammar sulit ya dibaca, ditanya, dan berlatih. Kalau bilang kursus, belajar grammar dan mengartikan untuk kelamaan, ya sudah, kamus bahasa Inggris di bakaar, terus diminum, saya jamin keracunan dan malah gak bisa bahasa Inggris. HHa. . .Saya bisa mengubah keadaanmu adalah dirimu sendiri, bukan orang lain. Hha. . .Kamus dibakar terus diminum. Emank obat tuh kamus, mungkin obat. Obat buat orang gila keluar negeri. :D :D :D (jangan tersinggung lo)
Kegiatan yang saat ini saya lakukan adalah masih kuliah di IAIN Salatiga, Jawa Tengah. Saya semester akhir alias MA tingkat dua, bagi yang gak tahu MA, mahasiswa Abadi tingkat 2 alias udah molor 2 semester. Saya masih proses menuju S1 dengan mengambil jurusan bahasa Inggris. Foto yang di blog dan di facebook adalah foto ketika saya duu exchange di U.S.
Kegiatan sehari-hari saya adalah Skripsi, belajar mempertajam TOEFL/IELTS, kegiatan dengan anak panti, jadi guru les, blogging, menulis buku, kadang mengajar di Fb group gratis bahasa Inggris dan terkadang saya menjadi pembicara untuk seminar motivasi (tergantung dengan undangan).
Skripsi adalah kegiatan yang saat ini saya lakukan karena saya masih kuliah dan semester akhir nih ceritanya. Penilitian saya tentang PTK (Penilitian tindakan Kelas).
Belajar TOEFL/ IELTS, ini adalah salah satu persiapan saya yang sudah saya lakukan selama kurang lebih 2 tahun plus persiapan melamar beasiswa di Tahun 2016, sejak saya pulang dari Amerika,tahun 2013. Rencananya saya akan melamar beasiswa tahun 2016. Saya belajar sendiri dari buku-buku yang saya share. Saya belum memiliki nilai TOEFL/IELTS. Tahun ini start gencar-gencarnya test.
Pasti temen-temen bertanya, kog bisa belum punya TOEFL. Dulu, ketika saya mendaftar beasiswa ke U.S, saya tanpa nilai TOEFL. Saya diterima di beasiswa tersebut karena factor beruntung, bisa dikatakan begitu. Saya mendaftar dibantu dosen saya yang dulu mengajar di IAIN Salatiga. Beliau dosen dari Amerika. Jadi, kalau teman-teman bertanya apakah saya mempunyai nilai TOEFL? Saya jawab belum sama sekali. Harga untuk test TOEFL itu 350 ribu, bagi saya sangat banyak sekali. Saya harus mengumpulkan uang dulu, ditambah lagi saya juga belum mempunyai kemampuan yang memenuhi untuk test tersebut. Daripada saya membuang uang yang tidak perlu, lebih baik saya saving untuk persiapannya dulu. Untuk sementara ini, saya mempertajam grammar di Oxford Indonesia di Salatiga. Untuk persiapan awal, saya belajar grammar terlebih dahulu. Insya Allah, dalam 2-4 bulan ini, saya ingin mencoba test TOEFL prediksi. Langkah awal ini, sebelum saya beranjak ke test TOEFL yang sebenarnya. Target sih tidak besar-besar sekali, saya pengen TOEFLnya 640 kalau gak 650. Insya Allah, saya pasti bisa!
Kegiatan dipanti adalah kegiatan sehari-hari saya. Panti asuhan ini adalah tempat tinggal saya dan dimana saya harus berjaung melamawan kemiskinan dimasa depan dengan terus belajar dan berpendidikan. Saya tinggal dipanti asuhan sejak tahun 2004 ketika saya dulu masih SMP. Jadi bisa disimpulkan bahwa saya dipanti asuhan sudah hamper 11 tahun. Saya kuliah dibiayai oleh panti asuhan dan juga disupport oleh orang tua saya, keluarga besar dan orang tua asuh saya. Disini semua kisah saya dan disini pula saya berkembang dan mewujudkan mimpi saya satu persatu.
Anak panti adalah sebuah harapan bagi saya, harapan saya untuk menyampaikan pesan semangat untuk membangun Indonesia lebih baik dan berpendidikan berspiritual dimasa depan. Dialah satu-satunya harapan yang bisa dan yang selalu membuat saya semangat untuk belajar keluar negeri S2 dan S3.
Saya hanya cukup membuktikan pada mereka, pendidikan itu sangat diperlukan untuk Indonesia. Indonesia harus berpendidikan berspiritual. Umur saya tidaklah panjang, waktu saya tidaklah cukup, hartaku tak cukup untuk membantu dan membangun Indonesia melebihi negara yang lain. Saya mencoba membuka fikiran mereka semua akan pentingnya berpendidikan. Memang pendidikan bukanlah satu-satunya jalan untuk menuju sukses, tapi tanpa pendidikan, orang tua kami harus menerima pil pahit kehidupan tanpa pendidikan. Akibat itu, kami berada dipanti untuk mengulang proses itu, merubah masa lalu orang tua kami menjadi secercah cahaya dimasa depan. Pembahagia orang tau kami. Kami harus merubah itu semua. Perubahan itu harus dan dipaksa dari dalam diri sendiri. Walaupun pendidikan bukan lah satu-satunya untuk meraih sukses, apakah bisa sukses tanpa berpendidikan.Yang tak berpendidikan saja bisa sukses, apalagi yang berpendidikan. Suksesnya minimal bisa melebihkan dari yang tak berpendidikan. Dengan berpendidikan, manusia lebih berfikir kreatif dan terbuka fikirannya untuk sebuah perubahan. Walau jaminannya hasilnya bukan keduanya, tapi dengan pendidikan kita bisa mengenal dunia ini tak hanya di desa dan Indonesia saja. Kita bersaing dengan milyaran manusia dengan ketangguhan dan kegigihannya.
Menjadi guru les adalah kegiatan untuk menambah uang tabungan dan uang sedekah plus untuk les persiapan TOEFL. Menabung untuk mewujudkan semua impian-impian saya untuk belajar di luar negeri. Saya tidak mau gara-gara uang mimpi saya tidak bisa terwujud. Saya tidak mau juga merengek belas kasihan agar orang lain membantu tanpa menjemput bola. Yang saya lakukan adalah menjemput bola tersebut.
Walaupun saya tinggal dipanti asuhan, bersedekah dan menyisihkan 40-50% dari yang dapatkan untuk berbagi itu adalah sebuah keharusan. Saya tidak sok pamer, tapi kenyataannya begitu. Apa gak kekurangan, atau mungkin dari panti sudah disupport mungkin. Alhamdulillah, memang semuanya disupport panti. Tempat tinggal, makan dan uang spp, untuk beli buku dan mempertajam kemampuan diri, saya harus saving dan bekerja.
Bagi saya, bersedekah adalah salah satu jalan termudah agar Tuhan menyegerakan mendekatkan mimpi saya. Biasanya, saya kasihkan kepad anak panti yang berstatus yatim piatu, yatim, piatu atau anak panti yang kekurangan dan juga kepada orang tua saya dan kedua adik saya.
Alhamdulillahnya, sampai saat ini semua serba tercukupi oleh Allah. Semua yang saya inginkan segera terwujudkan. Kalaupun saya tidak punya uang, saya akan berdoa dan menjemput doa saya. Tidak hanya berdoa dan tidur dikasur bangun tidur langsung ada uang. Apapun semua keinginan saya, saya mintakan ke Allah. Beliau sebagai tempat saya meminta dan memohon pertolongan.
Blogging, untuk kegiatan yang satu ini, tadi sudah saya jelaskan. Blogging di blog pribadi adalah sebagi lahan sharing saya, sedekah ilmu dan juga, kalaupun beruntung sebagai lahan pemasukan tambahan saya. Saya bisa mendapatkan uang dari hasil klik iklan dari pengunjung blog ini. (kalau ada yang mau).
Blog ini juga, tempat saya berbagi file-file belajar TOEFL/IELTS sebagai persiapan melamar beasiswa baik S1,S2 dan S3 bahkan short course. Jika teman-teman tidak bisa beli buku dan alasan tidak punya buku dengan alasan buku mahal atau uang untuk belajar TOEFL/IELTS tidak ada dan les tersebut sangat mahal, sekarang sudah terselesaikan. (Harapan saya) Sekarang tinggal teman-teman sendiri yang memang hobi beralasan atau memang pemimpi yang tak pernah mewujudkan mimpi atau pemimpi disiang bolong.
Kalaupun bahasanya full inggris sebagai alasan. Ada caranya nih, Kalau punya tetangga sebalah yang mempunya kamus, coba deh pinjem kamusnya. Kalau malu, disekolah atau dikampus atau diperpus, coba cari kamus disitu pasti ada. Kalau tidak, punya hp bergedget yang keren, instal donk kamus Inggris Indonesia. Tidak hanya Facebook dan twitter doang yang dipollin. Kalau kesemuanya tidak bisa, ngumpulin uang, cari diloakan, paling mahal harganya 50 ribu atau mungkin 20 ribu doing. Jangan sok gengi beli diloakan, saya sering beli buku diloakan. Beli pulsa saja mampu, masak beli kamus saja gak mampu. Kumpulin tuh uang pulsanya, puasa tanpa pulsa 1 atau 2 bulan untuk beli buku. Kalau gak punya laptop untuk baca filenya, pinjem temen atau tetangga untuk belajar TOEFL/IELTS atau mungkin dikampus kalau ada fasilitas komputer. Dari situ tuh, nanti gregetnya perjuangan kalian melamar beasiswa.
Jangan hanya jadi beralasan. Beralasan sih boleh, tapi kalau punya niat ingin kuliah diluar negeri, kalian yang rugi. Masalah kaya gini ajd tidak bisa diselesaikan. Jangan kebesaran gengsi, kalau gensi terus kapan bisa keterima beasiswa. Yang ngiler beasiswa dan semangatnya superr tinggi tidak hanya kamu saja, ada sekitar 7-11 ribu pelamar beasiswa yang menginginkan beasiswa tersebut. Mereka bekerja lebih keras daripada kamu.
Kalau kamu malas, mau menghabiskan berapa tahun untuk di approve menjadi salah satu candidate beasiswa kalau sukanya beralasan mulu. Mereka yang diluar sana, berjuangnya lebih greget. Pertama dari modal uangnya, waktunya dan kemampuannya juga loh.
Begini nih, saya menasehati diri saya setiap saat kalau saya baru down, ketimpa galau masa lalu saya diputusin pacar (sekarang sudah ada yang jadi idola sih, terkadang saja galaunya. HHA saya juga normal suka lawan jenis) atau kecewa gagal mulu melamar beasiswa. Oleh karena itu, saya selalu menyemangati diri dan terus berjuang tanpa lelah untuk memperjaungkan mimpi. Jadi, kata-kata tadi tuh, itu kata-kata yang sering saya katakana ke diri saya, bukan menyinggung temen-temen pembaca nih. Saya percaya temen-temen pejuang yang baca tulisan ini pasti orang yang hebat dan superrr keren. Saya sedang belajar dari teman-teman nih.
Menulis buku sebenarnya hanya mengikuti apa kata pepatas saja. Ada pepatah yang mengatakan, peninggalan yang akan selalu dikenang adalah buku. Dari sinilah saya ingin menulis semua kisah perjuangan, pemikiran dan mimpi-mimpi saya untuk anak panti. Kenapa anak panti? Agar mereka tak boleh lengah, malas dan putus asa akan masa depannya. Kalau kita mempunyai mimpi dan berusaha mewujudkannya, insya Allah akan menjadi nyata. Allah tidak jahat, beliau tidak pernah tidur.
Buku yang baru saya tulis adalah Give me Your Miracles, The Law of Nino, Miracles of dream, Note of Nino. Semua buku-buku ini adalah kisah tentang saya. Bagi temen-temen yang berminat, bersabar ya. Insya Allah akan saya publish secepatnya.
Untuk mengajar di group FB, saya sekarang jarang sekali. Karena saya harus menulis untuk post di blog ini. Biasanya saya mendapatkan kelas hari selasa. Insya Allah, saya akan aktif lagi minggu depan.
Untuk menjadi pembicara, sebenarnya adalah salah satu list dari mimpi saya. Saya pernah berkata kepada ayah asuh saya, suatu hari nanti saya juga ingin menjadi motivator dunia. :D
Saya mencoba belajar dan selalu menyemangati diri saya sendiri sebelum menyemangati orang lain. Ada yang bilang kata-katanya mirip Pak Mario Teguh. Sebenarnya, mimpi ini ada sebelum saya tahu tentang Mario Teguh. Ternyata antara Mario Teguh dan saya ada sedikit kecocokan. Kadang yang tidak mengenakkan adalah, apa yang saya fikirikan dan tuliskan bahasanya hampir sama dengan beliau. Mungkin, karena beliau sudah terkenal dan saya belum sehingga kadang temen-temen bilang, bahasane seperti Pak Mario Teguh. Sejak saat itu, saya baru tahu yang bernama Pak Mario Teguh, saya cari tuh nama beliau dan tanya-tanya karena saya penasaran sih sama beliau. Saya banyak belajar dari beliau dari balik layar. Semoga saja suatu hari nanti saya bisa berbicara, berdiskusi dan berfoto dengan beliau.
Itu semua kegiatan saya yang sering saya lakukan. Sekarang teman-teman bisa bayangkan kan, saya harus menerangkan satu persatu tadi kepada setiap pembaca. Bukannya saya tidak mau lo, saya suka banget nih cerita kalau ditanya, tapi masih banyak target yang harus dicapai.
Pasti teman-teman penasaran kenapa saya biasa keluar negeri. Mungkin, karena gambar di header blog atau di facebook gambar luar negeri. Saya akan bercerita detail di next pot. Saya sudah 2,5 jam nulis nih cerita. Tangan terasa keriting. :D :D :D T>T (harus diselesaikan nih). Nyruput kopi biar tidak ngantuk. Hha
Saya mendapatkan beasiswa SUSI dari pemerintah Amerika. SUSI berarti susu sapi, eh bukan lah. Enak ajd. . .
SUSI adalah study in United States Institutes. Saya di Amerika selama 6 minggu di Temple University Pensylvenia dan jalan-jalan kebeberapa states pada tahun 2013. Program yang saya ambil adalah Religious Pluralism. (judule mengerikan ya) Kegiatan ini bisa dibilang short course atau pertukaran pelajar sebagai gambaran mudahnya. Kegiatan ini fully funded.
Nah, untuk yang ke Eropa. Saya mendapatkan kesempatan ini dari organisasi saya dan organisasi ini yang bekerja sama dipanti dimana saya tinggal. Nama organisasinya adalah IIWC (Indonesia International Work Camp). Saya di Erope lebih tepatnya d Spanyol pada tahun 2014 bulan Januari. Saya berada di Spanyol sekitar 2 Minggu. Kegiatan ini adalah kegaitan training. Untuk semua biaya di cover 70 %. Sisanya saya mencari sponsor dan donator.
Untuk cerita IIWC dan Panti Asuhan Muhammadiyah lebih detail di next post. Alhamdulillahnya saya menyelesaikan ini selama 3 jam. Mungkin, karena saya tidak terbiasa menulis sehingga jadi lama.
Terima kasih telah membaca 8 halaman tentang saya. Terima kasih juga yang telah klik iklan di blog saya.
Sekian dulu ya teman-teman post kali ini. Semoga saya dilain waktu bisa cerita lagi.
Tetap semangat meraih mimpi.
Salam Pejuang Beasiswa
Sukrisno Nino